Tuesday, 15 October 2013

Resensi Novel Pembunuhan di Orient express - Murder On the Orient Express

Judul               : Pembunuhan di Orient Express - Murder On the Orient Express
Penulis            :  Agatha Christie
Penerbit          :  PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku      :  286 halaman
Tahun Terbit    : Agustus 2007





Sinopsis :  Misteri Hercule Poirot. Tertahan salju di Pegunungan Balkan, para penumpang Kereta Api Orient Express dikejutkan oleh berita mengguncangkan bahwa salah seorang dari mereka telah dibunuh secara keji pada malam sebelumnya. Dihadapkan pada masalah yang harus ditangani lebih cepat daripada langkah kaki si pembunuh dalam usahanya untuk menyelamatkan diri, Poirot tak mempunyai waktu lagi untuk berdiam diri.

Tertahan salju di Pegunungan Balkan, para penumpang Kereta Api Orient Express dikejutkan oleh berita mengguncangkan bahwa salah seorang dari mereka telah dibunuh secara keji pada malam sebelumnya. Dihadapkan pada masalah yang harus ditangani lebih cepat daripada langkah kaki si pembunuh dalam usahanya untuk menyelamatkan diri, Poirot tak mempunyai waktu lagi untuk berdiam diri.

Begitulah sepenggal cerita dari novel karya Agatha Christie.

Novel ini termasuk salah satu novel karya Agatha Christie yang digilai maniak novel misteri di seluruh dunia. Siapa yang bisa menebak pembunuhnya kecuali sang detektif terkenal Hercule Poirot. Saking terkenalnya, buku ini dijadikan film dan mengilhami banyak penulis misteri lain.

Buku ini aslinya diterbitkan pada tahun 1934. Cerita bersetting klasik di tahun 1930-an. Sampai sekarang terus dicetak ulang dan dikenal lapisan luas generasi. Ceritanya Hercule Poirot sedang melakukan perjalanan dari Istanbul, Turki ke London dengan kereta api Orient Express. Kereta ini sangat mewah, termasuk gerbong kereta kelas atas, dan di dalam kereta Hercule Poirot berjumpa dengan berbagai macam orang, mulai dari bangsawan hingga seorang putri keturunan kerajaan. Disinilah terjadi peristiwa pembunuhan.

Di suatu malam yang dingin, kondektur kereta menemukan sesosok mayat penumpang pria yang sudah kaku dengan 12 tusukan pisau di tubuhnya. Orang yang dibunuh itu adalah tokoh masyarakat terkenal yang sebelum kematiannya sempat meminta Hercule Poirot untuk bekerja padanya. Tapi Poirot menolaknya, karena dia tidak suka dengan wajah orang tersebut.

Menariknya, semua orang yang segerbong dengan korban punya alibi. Justru yang paling meragukan adalah munculnya kemungkinan pembunuhnya adalah orang luar yang dideskripsikan hitam dan kecil atau wanita dengan gaun tidur bersulam burung. Tapi lewat serangkaian pemeriksaan dan interogasi, sel-sel kelabu Poirot tidak dapat dikelabui.

Pembunuhan di Kereta Api Orient Express membuat saya terus menerus membaca bab per bab, halaman demi halaman hingga selesai dan setelah selesai ada rasa takjub saya, bayangkan saja untuk mengungkapkan siapa pembunuh dalam cerita itu Agatha Christie cukup brilyan dengan hanya mengulas dalam beberapa kalimat! Jadi kalau kita tidak menyimak dijamin tidak akan mengerti.

saya terkagum dengan cerita , terpikir sebuah setting cerita pembunuhan yang disuguhkan adegannya di sebuah kereta yang melintasi antar negara, dan sangat mewah, bayangkan saja di dalam kereta itu ada sebuah mini bar, dapur, ruang makan, toilet, hingga bilik bilik kamar yang menampung tempat tidur.


*Kelebihan dari buku ini adalah buku tersebut menampilkan isi yang cermat tentang konsep pembunuhan dan alur cerita yang baik. Jadi kita harus memahami halaman demi halaman untuk mengerti isi cerita.

*Kekurangan buku ini adalah alur cerita yang rumit sehingga pembaca harus memahami halaman demi halaman yang dibaca agar mengerti cerita dari pembunuhan di orient express ini

No comments:

Post a Comment